place Google AdSense code here
HAJI DAN KEUTAMAANNYA
Abu Najiyah syukri
I.
Ma’na haji
a. Secara
lughowiyah: قصد مكة للنسك
Artinya: berkunjung ke kota suci makkah dalam rangka ‘ibadah.
b. Secara isthilah
syar’i:
قصد البيت الحرام في زمن مخصوص بنية لأداء المناسك من الطواف, وسعي,
ووقوف بعرفة, وغيرها.
Artinya: berkunjung kebaitillahil haram pada waktu tertentu
dengan niat melaksanakan manasik haji seperti: thiwaf, sa’I, dan wuquf di
‘arofah dan dll.
II.
Dalil-dalil yang memeritahkan haji.
Dari Al-Qur’an:
Allah berfirman QS. ali imro: 97
97. dan mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Allah berfirman QS. al-hajj: 27
27. dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh,
Dari As-Sunnah:
Rasulullah sholallahu ‘alihi wasallam.
Bersabda:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: بني الإسلام
على خمس شهادة أن لاأله ألاالله وأن محمد رسول الله, وإقام الصلاة, وإيناء الزكاة,
وصوم رمضان, وحج بيت الله الحرام لمن استطع إلى ذلك سبيلا.[ رواه البخاري ومسلم ]
“Dari
Abdillah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima
perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa
nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan
haji dan puasa Ramadhan. (HR. Bukhori dan Muslim)
روي عن علي بن أبي
طالب رضي الله عنه أنه قال : من قدر عليه الحج فتركه فلا عليه أن يموت يهوديا أو
نصرانيا
“Diriwayatkan
dari ‘Ali radiallahuanhu bahwa dia berkata “ barang siapa yang mampu
melaksanakan haji namun ia meninggalkannya maka janganlah kiranya dia ditimpa
kematian dalam keadaan yahudi atau nasroni
روي عن ابن عباس رضي
الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: تعجلوا إلى الحج – يعنى الفريضة- فإن
أحدكم لايدري ما يعرض له. [رواه أحمد]
“Diriwayatkan dari ibnu “Abbas bahwa Nabi sholallahu
‘alihi wasallam. Bersabda “ Bersegeralah kalian menunaikan kewajuban haji (
yang wajib ), karena sesungguhnya kalian tidak tahu apa yang akan
menghalanginya. (HR. Ahmad)
III.
Keutamaan Orang Yang Melaksanakan Ibadah Haji
Al-qur’an dan sunnah telah
menyebutkan keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-orang yang memenuhi
panggilan Allah ini, diantaranya adalah sbb:
1- الحج
يهدم ماقبله
عن عمروبن العاص رضي الله عنه قال:... فلما جعل الله الإسلام في قلبي
أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت: ابسط يمينك فلأبايعك, فبسط يمينه, فقبضت يدي,
قال مالك ياعمرو؟ قال: قلت: أردت أن أشترط, قال: تشترط (ماذا) ؟ قلت: أن يغفرلي,
قال: أما علمت أن الإسلام يهدم ماكان قبله, وأن الهجرة تهدم ماكان قبلها, وأن الحج
يهدم ماكان قبله [رواه مسلم]
Artinya:
dari ‘Amr bin ‘Ash ra. Dia berkata: ketika Allah menancapkan cahaya islam
kedalam hati sanubariku, aku mendatangi Nabi saw. Aku berkata kepada beliau:
bentangkan tangan kanan mu, aku akan berbai’at kepada mu. Maka beliau
membetangkan tangan kanannya. Dia ( ‘amar bin al-‘ash) berkata, maka aku tahan
tanganku (tidak menjabat tangan nabi)
maka nabi bertanya: ada apa denaganmu wahai amr?. dia
berkata: aku ingin meminta syarat, maka nabi bertanya: apa syarat
mu? Dia menjawab: aku ingin agar aku mendapat ampunan. Maka Rasulullah
saw. Bersabda: apakah engkau belum tahu bahwa islam menghapuskan
dosa-dosa yang dilakukan sebelum islam, bahwa hijrah menghapuskan dosa sebelum
hijrah, dan bahwansya haji menghapuskan dosa sebeum haji
2- الحاج يعود بعد حجه كيوم ولدته أمه
عن أبي هريرة رضي
الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من حج هذا البيت, فلم يرفث, ولم
يفسق, رجع كيوم ولدته أمه [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: dari Abu Hurairoh ra. Ia
berkata: bersabda Rasulullah saw: barang siapa yang melakukan ibadah haji
kebaitullah, tidak berkata kotor/berdusta, serta tidak rofats (melakukan perkara
yang merusak pahala haji) maka dia kembali seperti bayi yang baru dilahirkan
oleh ibunya
3- الحج أفضل الأعمال بعد الإيمان والجهاد
عن أبي هريرة رضي
الله عنه قال: سئل النبي صلى الله عليه وسلم, أي الأعمال أفضل؟ قال: إيمان بالله
ورسوله. قيل: ثم ماذا؟ قال: ثم الجهاد في
سبيل الله. قيل: ثم ماذا؟ قال: ثم حج مبرور [رواه البخاري]
Artinya: Artinya: dari Abu Hurairoh
ra. Ia berkata: Rasulullah saw: ditanya; Amal apa yang paling afdhol? Beliau
menjawab: beriman kepada Allah dan Rasulnya.kemudian apa lagi? Beliau
menjawab: jihad dilan Allah swt. kemudian apa lagi? Beliau
menjawab: haji mabrur.
4- الحج أفضل الجهاد
عن عائشة رضي الله
عنها قالت: قلت: يارسول الله نرى الجهاد أفضل الأعمال أفلا نجاهد؟ قال: لا. لكن
أفضل الجهاد حج مبرور [رواه البخاري]
Artinya: dari ‘aisyah ra. Ia berkata:
ya… Rasulullah, kami melihat bahwasanya jihad kemedan (pertempuran) merupakan
amalam yang paling afdhol, apakah kami harus berjihad ( seperti itu)? Beliau
bersabda: tidak. Tetapi jihad yang paling afdhol (untuk kaum wanita)
adalah haji mabrur.
5- الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما, والحج المبرور ليس له جراء إلا
الجنه.
Artinya:
Umroh yang satu ke umroh yang berikutnya adalah sebagai pelebur dosa diantara
keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali syurga.
SAUDARA-SAUDARAKU:….
Disamping
keutaman-keutamaan yang telah disebutkan diatas masih banyak lagi keutamaan
yang tak kalah pentinhnya yaitu: para hujjaat mereka adalah tamu mulia Allah
dan duta-duta Allah mereka telah membelanjakan hartanya demi kepentingan Allah,
mereka korban kan waktu untuk Allah, mereka peras tenaga demi Allah mereka
curah kan fikiran demi Allah maka jika mereka berdo’a pasti Allah ijabah, jika mereka
meminta pasti Allah berikan jika mereka minta ampun pasti Allah ampuni.
IV.
Syarat-Syarat Untuk Mendapatkan Haji Mabrur
a. Ikhlas dalam
niyat dan tawakkal.
Allah berfirman QS.
al-baqoroh: 196
196. dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah.
Rasulullah sholallahu ‘alihi wasallam.
Bersabda:
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه
وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ .
[رواه إماما المحدثين أبو
عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين
مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب
المصنفة]
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs
Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung
niatnya.
(Riwayat dua imam hadits, Abu
Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al
Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An
Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih
yang pernah dikarang) .
b.
Ittibang ilaa Rasulullah
sholallahu ‘alihi wasallam.
Ibada sifatnya adalah tauqifiyah,
artinya berhenti pada saat dalil tidak memeritahkan. Karena kaedah usul fiqh
menyebutkan:
الأصل في العبادة ممنوع إلا ما دل الدليل
على مشروعيته
“pokok asal ‘ibadah dilarang untuk dikerjakan, kecuali jika ada
dalil yang mensyari’atkannya.
Rasulullah sholallahu ‘alihi wasallam.
Bersabda:
خذوا عني مناسككم
“Ambillah oleh kalian tata cara ibadah haji kalian dariku (HR.
Baihaqi dlam sunan al-kubro)
Rasulullah sholallahu ‘alihi wasallam.
Bersabda:
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ
عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى
الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ
فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ
عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
“Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah
radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal)
darinya), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim
disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama)
kami, maka dia tertolak.
Umar bin khottob pernah mengatakan “
sesunggugnya aku tahu kalau engkau hanya sekedar batu ( hajar aswad) kalaulah
bukan rosulullah yang menciummu pastilah aku tidak akan mencium.
c. Berbekal dengan
perbekalan yang halal baik untuk yang pergi atau untuk yang ditinggalkan.
Dalam sebuah riwayat yang
shahih diceritakan bahwa ada seseorang yang menunaikan ibadah haji namu bekal
yang dia bawa dan yang ia tinggalkan untuk keluarganya dari harta haram disaat
ia meletakkan kakinya pada tunggangannya lalu ia melantunkan kalimat talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ
إِنَّ اْلحَمْدَ والنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكْ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
Aku penuhi panggilan Mu ya…Allah, Aku penuhi panggilan-Mu, tidak
ada sekutu bagi-Mu, Aku penuhi panggilan Mu, sesunggunya segala nikmat adalah
milik-Mu dan kerajaan tidak ada sekutu bagi-Mu.
فنادى منادى من السماء : لا لَبَّيْكَ ولا سعديك
“lalu ada dijawab oleh yang dilangit “ tidak kuterima hajimu
dan tidak ada kebahagiaan bagimu.
Kemudian ada lagi seorang
hamba yang sholeh yang menunaikan ibadah haji dengan bekal yang dia bawa dan
yang ia tinggalkan untuk keluarganya dari harta halal disaat ia meletakkan
kakinya pada tunggangannya lalu ia melantunkan kalimat talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ
إِنَّ اْلحَمْدَ والنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكْ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
Aku penuhi panggilan Mu ya…Allah, Aku penuhi panggilan-Mu,
tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku penuhi panggilan Mu, sesunggunya segala nikmat
adalah milik-Mu dan kerajaan tidak ada sekutu bagi-Mu.
فنادى منادى من السماء : لَبَّيْكَ و سعديك
“lalu ada dijawab oleh yang dilangit “ Aku terima hajimu dan ada
kebahagiaan bagimu.
d. Membekali diri
dengan ilmu wabilkhusus masalah haji.
Banyak jemaah haji
bercerita kapada kami (penulis) ustad, menyesal rasa saya menunaikan haji, kami
bertnya kenapa demikian? Karena kurang sempurna kami melaksanakan syarat dan
rukunnya itu disebabkan minimnya pengetahuan kami tentangnya (haji). Kemudian
dia melanjutkan jika Allah mengizinkan kami akan berangkat lagi dengan terlebih
dahulu kami membekali diri dengan ilmu agar kami merasa puas dalam beribadah.
BERAMAL TANPA
ILMU ADALAH KAUM NASHORO
1. Sumber sebagian di nukil dari kitab: كيف يحج المسلم ويعتمر
Oleh: DR.
Abdullah Bin Muhammad Bin Ahmad At-thoiyaar
Ust. Cabang
Jam'iyah Imam di Qosim
2. الحج والعمرة
والزيارة Syeikh bin Baaz rahimahullah
0 komentar : Post Yours! Read Comment Policy ▼
PLEASE NOTE:
We have Zero Tolerance to Spam. Chessy Comments and Comments with Links will be deleted immediately upon our review.
Posting Komentar